GURU DIGANTI ROBOT DI SMP NEGERI 39 PURWOREJO
_Senin, 20 November 2023_
Keberadaan kelompok Karya Ilmiah Remaja (KIR) di SMP Negeri 39 Purworejo telah menghadirkan gebrakan luar biasa melalui inovasi terbaru mereka. Terletak di daerah Marjinal di Pegunungan Desa Sudorogo, Kecamatan Kaligesing, sekolah ini, yang berdiri di ketinggian 700 meter di atas permukaan laut, menjadi panggung bagi suatu terobosan yang menggugah: Robot Pintar Pengganti Guru.
AKP Sutarto Kapolsek Kaligesing dalam sambutannya kagum dengan kreatifitas siswa SMP 39 Purworejo. Walaupun sekolahnya terletak di pegunungan dan relatif terpencil dari kota, tetapi pemikiran siswanya begitu kreatif tidak kalah dengan sekolah yang terletak di kota. Beliau bangga terhadap apa yang telah dilakukan oleh siswa-siswa KIR SMP 39 Purworejo. Selian itu beliau berharap siswa-siswa lain yang tidak tergabung dalam ekstra KIR tetap dapat berkreasi dan tetap dapat berkarya di bidang yang lain. Pesan terakhir Pak Kapolsek, semua siswa SMP 39 Purworejo diharapkan jangan terpengaruh kegiatan negatif karena nanti semua tindak kejahatan akan dicantumkan saat pembuatan SKCK.
Kendala kehadiran guru di kelas, sebuah permasalahan yang selama ini menghambat aliran pembelajaran, kini mendapatkan solusi revolusioner dari para siswa yang tergabung dalam kelompok KIR ini. Avinatus Solichah, Navasya Najwa Najelina, Defara Aisha Nanda Triyanto, Khasanatul Rohmah, Mufidatus Solihah, Septya Rahayu, Muhamad Faisal Dzakwaan, Rangga Manabah Warih Asmoro, dan Octaviani Nur Rahmawati, di bawah bimbingan Ibu Silawati, S.Si, dan dengan dukungan penuh Kepala Sekolah, Prastowo Widagdo, S.Pd. M.Pd, telah merintis penciptaan Robotar Tiru.
Inovasi yang mencengangkan ini bertujuan memastikan kelangsungan proses pembelajaran, bahkan saat guru tak dapat hadir di kelas karena berbagai alasan. Robotar Tiru bukan sekadar tiruan robot biasa; dibangun dari bahan-bahan besi dan barang-barang bekas, ia dilengkapi dengan fitur yang menarik. Bagian kepala Robotar Tiru dipasangi CCTV untuk memonitor aktivitas siswa, sementara sistem suara terintegrasi memungkinkan pengajaran yang interaktif. Namun, yang paling mengagumkan adalah kecerdasan buatan (AI) yang tertanam, memungkinkan robot ini terlibat dalam diskusi pembelajaran dengan siswa.
Tujuan utama Robotar Tiru adalah melengkapi peran guru saat absen di kelas. Dengan kehadirannya, proses pembelajaran tidak terhenti; sebaliknya, menjadi lebih menarik dan interaktif. Siswa dapat berdiskusi, bertanya, dan belajar dari penjelasan yang diberikan oleh Robotar Tiru.
Inovasi siswa-siswa ini memang masih sederhana, namun layak diacungi jempol. Mereka tak hanya menunjukkan kreativitas dalam merakit robot, tetapi juga inovasi dalam merancang solusi bagi masalah nyata dalam dunia pendidikan. Dengan langkah ini, mereka membuktikan bahwa semangat inovasi tidak mengenal batasan, bahkan di daerah yang mungkin kurang terlayani seperti daerah Marjinal di Pegunungan Desa Sudorogo.
Karya luar biasa ini menjadi saksi bahwa semangat dan kreativitas siswa dapat menghasilkan terobosan yang signifikan dalam dunia pendidikan. Dukungan dari pihak sekolah dan masyarakat setempat menjadi kunci keberhasilan penciptaan Robotar Tiru. Inovasi ini bukan hanya menciptakan solusi untuk kendala kehadiran guru, tetapi juga membuka pintu bagi pembelajaran yang lebih inklusif dan inovatif di masa depan.