Purworejo, Jawa Tengah – Siswa SMP Negeri 39 Purworejo telah menorehkan prestasi gemilang dengan memenangkan lomba Potret Bercerita yang diadakan oleh BBGP Provinsi Jawa Tengah dalam rangka Hari Pendidikan Nasional tahun 2024. Dengan mengambil setting foto di lingkungan sekolah yang berada di pegunungan namun tetap menggunakan teknologi AI melalui QR code dalam pembelajaran, cerita yang ditulis oleh Yahya Okta Catur Pamungkas, siswa kelas 7, mengangkat tema “Pembelajaran Digital di Lokasi Marginal.”
Sekolah kami terletak di perbukitan dengan ketinggian sekitar 800 MDPL, tepatnya di Desa Sudorogo, Kecamatan Kaligesing, Kabupaten Purworejo. Meski berada di lokasi marginal, hal ini tidak membatasi kami untuk menjalankan instruksi pemerintah dalam bertransformasi digital.
Suatu hari, saat kami sedang belajar mengidentifikasi tumbuhan langka, teknologi AI memberikan gambar tumbuhan yang hidup di sekitar sekolah kami. Kami dengan antusias mengidentifikasi dan mempelajari tanaman tersebut. Kami belajar secara langsung di alam sekitar kami, dengan memanfaatkan teknologi untuk memperdalam pemahaman kami.
Dengan pembelajaran berbasis Kurikulum Merdeka dan bantuan AI, anak-anak desa ini menjadi pionir dalam menggali pengetahuan, tanpa terbatas oleh lingkungan yang marginal. Kami adalah contoh nyata bagaimana teknologi bisa merangkul dan memberdayakan pembelajaran di lokasi marginal, membuka pintu menuju masa depan yang cerah bagi kami.
Ini adalah pertama kalinya SMP Negeri 39 Purworejo mengikuti lomba Potret Bercerita, dan alhamdulillah, kami berhasil meraih juara se-Provinsi Jawa Tengah. Penerimaan apresiasi atas prestasi ini akan diadakan di Hotel Grand Artos Magelang, Jl. Mayjen Bambang Soegeng No.1, Kedungdowo, Mertoyudan, Kabupaten Magelang. Lomba ini diikuti oleh ribuan peserta dari jenjang PAUD hingga SMA.
Kepala Sekolah SMP Negeri 39 Purworejo, Prastowo widagdo, S.Pd.M.Pd, sebagai pembina, merasa terharu, bangga, dan sangat senang sekali. Ternyata siswa di daerah marginal bisa mengembangkan potensi yang ada pada dirinya. Prestasi ini menjadi bukti bahwa keterbatasan geografis tidak menjadi penghalang bagi semangat belajar dan kreativitas siswa dalam memanfaatkan teknologi sebagai ujud tranformasi digital di bidang pendidikan.